Pagi telah menyapa jiwa yang lelah,
Pagi telah datang menggantikan malam yang hilang,
Pagi selalu menawarkan janji-janji kemenangan dari setiap kekalahan.
Pagi ini aku harus memberikan sebuah keputusan.
Sebuah keputusan sepihak yang membuatku sungguh dilema,
mau tidak mau, suka tidak suka
Aku harus mengiyakan keputusan.
Pagi menyapa, dengan segala asa yang ditawarkan.
Pagi akan selalu indah, dengan cerita kemarin yang terlupakan.
Tidak, tidak semua bisa begitu saja dilupakan,
masih ada sisa-sisa yang menari di pikiran.
Entah mengapa, tapi yang jelas dia masih nyangkut di logika.
Pagi kembali hadir dengan asa mengalir,
Pagi kembali memberi nafas
pada jiwa yang nyaris terbunuh karena tangis menguras.
Pagi memang selalu seperti ini,
selalu membuka hari,
selalu menguatkan kaki
melangkah seperti tak pernah ada tragedi
yang terjadi, meski hati ini masih belum sempat untuk regenerasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar