Minggu, 01 Mei 2016

FAJAR di Pledokan



Dalam pelaksanaan tugas Follow Up IPLF 2016 mengenai pengabdian non profesi, tepat tanggal 1 Mei telah dilaksanakan kegiatan Farmasi Mengajar (FAJAR) di sebuah desa kecil nan indah yang bernama Desa Pledokan, Kec. Sumowono, Semarang. Kegiatan tersebut merupakan gagasan dari alumni IPLF 2016 yang kemudian ditularkan kepada alumni LK II ISMAFARSI dari 4 LEM  anggota ISMAFARSI wilayah Joglosepur khususnya distrik Semarang yaitu UNISSULA, UNWAHAS, STIFAR Semarang, serta STIKES Ngudi Waluyo Ungaran dengan total volunteer yaitu 13 orang.
Kegiatan Farmasi Mengajar (FAJAR) yang dilaksanakan di desa Pledokan tersebut mendapat respon positif oleh warga setempat, salah satunya kang Walji yang merupakan salah satu pemeran dalam film “Merah Putih” yang sekaligus pemilik sanggar baca “Uplik”. kegiatan FAJAR ini juga bekerjasama dengan komunitas 1000 guru regional Semarang, komunitas tersebut melalui Syaiful Ulum telah banyak memberikan pencerahan dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat yang merupakan kelanjutan dari Indonesian Pharmaceutical Leadership Forum (IPLF) 2016 di Pekanbaru Riau pada bulan Maret lalu.

Kegiatan berlangsung sejak pagi pukul 06.30 WIB dimulai dengan senam pagi bersama sekitar 30 anak desa Pledokan dengan rentang usia PAUD hingga kelas 6 SD.



Kegiatan selanjutnya yaitu pengenalan perbedaan sampah organic dan anorganik. Tidak hanya mengenalkan saja, tapi kami juga mengajak adik-adik turun langsung dalam membersihkan lingkungan desa dari sampah yang langsung dipisahkan antara sampah organik dengan anorganik. Sampah yang telah terkumpul kemudian nantinya akan di olah menjadi kompos atau biogas teruntuk sampah organik, dan untuk sampah anorganik akan di daur ulang menjadi barang yang lebih berguna.
Pukul 07.30 WIB aksi bersih-bersih lingkungan desa telah selesai kemudian dilanjutkan dengan kegiatan cuci tangan bersama.





Setelah cuci tangan bersama, kegiatan dilanjutkan dengan belajar bersama. Dengan konsep Study have fun, adik-adik tersebut di bagi dalam beberapa kelompok kecil untuk mempermudahkan dalam pembelajaran. Diantara pelajaran tentang membaca, menulis, dan berhitung (calistung) kami juga menyisipkan beberapa permainan sederhana agar suasana belajar tetap serius namun santai.






Proses pembelajaran selama kurang lebih satu setengah jam tersebut akhirnya dilanjutkan dengan bermain bersama, kami bermain sebuah permainan “benteng” yaitu permainan dimana kita harus menjaga sebuah benteng kita dari gangguan dari luar atau lawan kita, namun tidak hanya bertahan permainan ini sekaligus mengajarkan strategi dalam menyerang untuk bisa menembus kepertahanan lawan. “benteng” merupakan permainan sederhana yang mengajarkan untuk bertahan sekaligus menyerang.
“Antusias dari para siswa perpustakaan Uplik lah yang menambah semangat kami dalam mengajarkan pelajaran non formal pada mereka, bahkan mereka rela berjalan ratusan meter dari rumah mereka menuju perpustakaan Uplik.” kata salah satu volunteer kegiatan FAJAR.
 



Kegiatan FAJAR sendiri terdiri dari 3 rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan pada tangal 1, 15, dan 29 Mei dengan harapan semoga adik-adik siswa sanggar baca Uplik mampu membaca, menulis, berhitung dengan lancar serta mampu mengembangkan potensi softskill mereka dengan memanfaatkan kondisi lingkungan, salah satunya dengan mengubah sampah menjadi barang yang lebih berguna
“Desa Pledokan sangat terbuka untuk kegiatan seperti ini, bahkan jika bisa, Desa Pledokan siap apabila ingin di jadikan desa Farmasi, karena kita banyak memiliki tanaman obat keluarga (toga) namun kita nggak tau bagaimana cara mengolahnya serta khasiatnya” kata kang Walji kepada kami. Kata-kata kang Walji tersebut menjadi sebuah harapan serta menjadi target jangka panjang kami untuk mewujudkan sebuah desa Farmasi.

“Project FAJAAR…... Farmasi Mengajar, Distrik Semarang”